Rabu, 02 Januari 2013


Rabu, 02 Januari 2012
Tidak ada yang menarik hari ini. Bangun kesiangan karena habis begadang. Mungkin besok-besok kebiasaan itu sedikit demi sedikit saya rubah. Sebenarnya saya sudah menyusun jadwal. Habis Isya’ membaca hingga puku 21:00, dilanjutkan dengan nulis atau online hingga maksimal pukul 00;00 kemudian istirahat. Malam jam 03;00 bangun sholat, dan menunggu adzan shubuh. Setelah shubuh menulis catatan harian, Jam 06;00 siap-siap ke Sekolahan (Selasa, Rabu, Kamis) kemudian dilanjutkan dengan belajar dikampus, atau mungkin ada agenda-agenda insidentil lainnya. Namun schedule itu hanya berjalan beberapa hari dan kemudia lupa (lebih tepatnya melupakan). Mulai hari ini saya bertekad untuk menerapkan kembali jadwal yang telah saya susun tersebut.
Siang sebelum dhuhur sarapan dan kemudian mengerjakan tugas kuliah bersama fahrul. Setelah dhuhur berniat ke Toga Mas, membeli buku tapi saya urungkan, karena hendak turun hujan. Setelah Asyar ada pertemuan dengan kawan-kawan AMBISI angkatan 2010. Pertemuan kali ini membahas rencana kegiatan untuk semester V yang sempat tertunda. Disepakati, untuk membuat jaket dan sisa uangnya digunakan rekreasi. Pulang menjelang maghrib kehujanan.
Malam ini tidak ngelesi, anaknya masih di Bandung, belum pulang. Hanya tidur-tiduran sambil mendengarkan ceramah K.H Anwar Zahid, di daftar putar MP3 HP. Lucu ceramahnya, meskipun sudah dengar berulang-ulang, mendengarkan lagi tak bosan. Ada unsur menghibur juga, terkadang saya sampek ketawa terbahak-bahak. hehe.
Film “Mongol: The Rise of Jengis Khan” menemani malam saya hari ini. Film yang mengisahkan asal muasal Jengis Khan ini sangat mendidik. Bangsa mongol yang terdiri dari beberapa Khan, seperti khan Merkit, Jamukha, Temujin, dll ternyata takut dengan Halilintar.
Tokoh utama dalam film ini adalah Temujin. Seorang anak yang disiksa lantaran ayahnya diracuni oleh khan lain saat Temujin diajak mencari pengantinnya, padahal saat itu Tenujin baru berusia 9 Tahun. Dan kemudian Temujin dihianati oleh prajurit sang ayah, akibatnya Temujin dijadikan objek siksaan. Saya akui Temujin mempunyai semangat yang kuat untuk membalaskan dendam atas kematian dan penghianatan atas ayahnya. Hingga akhirnya Temujinlah yang menjadi khan terkuat diantara beberapa khan, karena sikap baiknya, semangatnya, tentunya kekuatannya. Dan satu lagi, dia adalah satu-satunya Orang mongol yang tidak takut dengan Halilintar.
Di akhir film, Temujin menciptakan aturan-aturan hukum dengan menyatukan beberapa khan menjadi satu yakni bangsa Mongol. Siapa yang menghianati khan-nya akan dibunuh. Sehingga setelah adanya aturan hukum itu tidak ada lagi peperangan antarkhan dalam bangsa mongol.
Film selesai, berniat mengerjakan tugas namun ketiduran sampai shubuh. NB masih menyala, akhirnya tugasnya ditunda setelah shubuh baru mengerjakan, padahal hari ini harus dikumpulkan. Disela-sela malam tadi, kepikiran dan menghawatirkan seseorang yang lagi nggak enak badan.

Muhammad Ali Murtadlo, 03 Januari 2013


Leave a Reply