Rabu,
02 Januari 2012
Tidak
ada yang menarik hari ini. Bangun kesiangan karena habis begadang. Mungkin
besok-besok kebiasaan itu sedikit demi sedikit saya rubah. Sebenarnya saya
sudah menyusun jadwal. Habis Isya’ membaca hingga puku 21:00, dilanjutkan dengan
nulis atau online hingga maksimal pukul 00;00 kemudian istirahat. Malam jam
03;00 bangun sholat, dan menunggu adzan shubuh. Setelah shubuh menulis catatan
harian, Jam 06;00 siap-siap ke Sekolahan (Selasa, Rabu, Kamis) kemudian
dilanjutkan dengan belajar dikampus, atau mungkin ada agenda-agenda insidentil
lainnya. Namun schedule itu hanya berjalan beberapa hari dan kemudia lupa
(lebih tepatnya melupakan). Mulai hari ini saya bertekad untuk menerapkan
kembali jadwal yang telah saya susun tersebut.
Siang
sebelum dhuhur sarapan dan kemudian mengerjakan tugas kuliah bersama fahrul.
Setelah dhuhur berniat ke Toga Mas, membeli buku tapi saya urungkan, karena
hendak turun hujan. Setelah Asyar ada pertemuan dengan kawan-kawan AMBISI
angkatan 2010. Pertemuan kali ini membahas rencana kegiatan untuk semester V
yang sempat tertunda. Disepakati, untuk membuat jaket dan sisa uangnya
digunakan rekreasi. Pulang menjelang maghrib kehujanan.
Malam
ini tidak ngelesi, anaknya masih di
Bandung, belum pulang. Hanya tidur-tiduran sambil mendengarkan ceramah K.H
Anwar Zahid, di daftar putar MP3 HP. Lucu ceramahnya, meskipun sudah dengar
berulang-ulang, mendengarkan lagi tak bosan. Ada unsur menghibur juga,
terkadang saya sampek ketawa terbahak-bahak. hehe.
Film
“Mongol: The Rise of Jengis Khan” menemani malam saya hari ini. Film yang
mengisahkan asal muasal Jengis Khan ini sangat mendidik. Bangsa mongol yang
terdiri dari beberapa Khan, seperti khan Merkit, Jamukha, Temujin, dll ternyata
takut dengan Halilintar.
Tokoh
utama dalam film ini adalah Temujin. Seorang anak yang disiksa lantaran ayahnya
diracuni oleh khan lain saat Temujin diajak mencari pengantinnya, padahal saat
itu Tenujin baru berusia 9 Tahun. Dan kemudian Temujin dihianati oleh prajurit
sang ayah, akibatnya Temujin dijadikan objek siksaan. Saya akui Temujin
mempunyai semangat yang kuat untuk membalaskan dendam atas kematian dan
penghianatan atas ayahnya. Hingga akhirnya Temujinlah yang menjadi khan terkuat
diantara beberapa khan, karena sikap baiknya, semangatnya, tentunya
kekuatannya. Dan satu lagi, dia adalah satu-satunya Orang mongol yang tidak
takut dengan Halilintar.
Di
akhir film, Temujin menciptakan aturan-aturan hukum dengan menyatukan beberapa
khan menjadi satu yakni bangsa Mongol. Siapa yang menghianati khan-nya akan
dibunuh. Sehingga setelah adanya aturan hukum itu tidak ada lagi peperangan
antarkhan dalam bangsa mongol.
Film
selesai, berniat mengerjakan tugas namun ketiduran sampai shubuh. NB masih
menyala, akhirnya tugasnya ditunda setelah shubuh baru mengerjakan, padahal
hari ini harus dikumpulkan. Disela-sela malam tadi, kepikiran dan
menghawatirkan seseorang yang lagi nggak enak badan.
Muhammad Ali Murtadlo, 03
Januari 2013