Tidak terasa Maret memasuki pekan kedua. Seperti layaknya proses
metamorfosis semua mengalami perubahan. Berubah kearah yang indah dan sesuai
harapan. Seperti pekan pertama lalu, saya menyebut Maret adalah bulan saya, dan
pekan kedua ini lebih mendekati tanggal “istimewa” yang saya sebut sebagai
kelahiran “sang pemimpi”.
Minggu ini banyak hal baru yang saya dapatkan. Mulai dari
pengalaman kecil hingga pengalaman besar yang semakin memberi saya suntikan
motivasi untuk terus menjadi lebih baik. Saya bertekad target yang telah saya
susun di awal bulan lalu harus tercapai. Dalam arti mau tidak mau harus
terealisasi, dan jika tidak maka saya termasuk orang yang rugi karena telah
gagal memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Alhamdulillah, target 9 tulisan dimuat di media semakin terbuka.
Minggu ini ada 2 Tulisan saya yang nongol di media. “Konflik Sabah:
Pelajaran Bagi Indonesia”(Kabar Madura: Sabtu 9 Maret 2013. Harian Analisa;
Sabtu, 16 Maret 2013) dan “Menjadi Guru Inspiratif” di muat di Rubrik
Guru Menulis (Republika: 11 Maret 2013). Sebenarnya itu belum seberapa
dibanding kawan-kawan lain yang berhasil menembus media lebih dari lima dalam
seminggu. Namun bukan berarti itu membuat saya minder, justru membuat saya
semakin terpacu untuk lebih hebat lagi.
Minggu ini saya menghabiskan waktu untuk kuliah dan selebihnya
mengikuti kegiatan lain yang bermanfaat. Sabtu mengikuti Khotmil Qur’an bersama
IPNU-IPPNU IAIN SA di Mushola Al-Ikhlas. Selasa malam Rabu saya manfaatkan
untuk menghadiri acara Harlah IPNU di Masjid Ulul Albab IAIN Sunan Ampel
Surabaya.
Rabu malam kamis saya beserta lima teman mewakili AMBISI menjadi
delegasi pada Kongres Mahasiswa Bidik Misi PTAIN Indonesia di UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang. Berangkat pukul 22:30 dari Surabaya, sampai di Terminal
Bungurasih pukul 00:00. Menunggu kawan dari UIN Alaudin Makasar yang mengajak
berangkat bersama dari Surabaya ke Malang. Pukul 00:30 baru berada di Antrian
Bus dalam Terminal.
Namun sial, ternyata bus malam menuju Malang hanya ada sampai pukul
00:00, dan baru berangkat lagi pukul 01:30, otomatis kami harus menunggu.
Banyak travel yang menawarkan jasanya, namun kami tidak menggubriskan
tawarannya lantaran harga begitu mahal. Kami lebih memilih menunggu hingga
pukul 01:30. Niatnya ingin naik “Restu” tapi yang datang duluan malah “Zena”.
Tapi tidak apa-apa, toh Zena juga ber-AC. Di dalam bus tak sadarkan diri, tidur
sampai di Malang.
Sampai Malang pukul 03:45, kami menunggu di Terminal Arjosari. Panitia
yang hendak menjemput tak kunjung tiba. Pukul 04;00 mereka baru tiba, kami
diantarkan ke tempat Taxi. Sebel dengan sopir Taxi yang sok dan judes. Jika ada
Taxi lain, kami tak sudi menaiki taxi itu. Dengan terpaksa kami menaikinya dan
akhirnya sampai di UIN Maliki ketika jama’ah shubuh di Masjid Kampus selesai.
Ini pertama kalinya saya di Kampus Malang.
Sedikit kagum dengan bangunan kampus disana. Masuk gerbang saja
sudah merasakan aura perbedaan antara kampus saya dengan di sini. Beda jauh
pokoknya , di sini bersih, indah dan tercium aroma menyejukan. Kalau di
Surabaya, sejuk sih iya tapi bersihnya belum.
Sampai di depan masjid melihat santri yang baru selesai jama’ah
subuh. Di sana semua santri diwajibkan jama’ah shubuh, setelah itu mengikuti
program pengembangan bahasa (arab dan inggris). Sistem pembelajarannya
bergerombol membentuk beberapa kelompok. Sebelum dimulai mereka berolahraga,
sekedar menggerakan badan. Kami melihatnya sebelum hendak sholat shubuh di
masjid. Kemudian kami diantarkan panitia menuju asrama masing-masing. Cowok ke
asrama cowok dan cewek ke asrama cewek.
Pembukaan acara pukul 08;00, kemudian dilanjutkan dengan kongres
hingga malam. Ada sedikit insiden di malam pertama ini, kami berempat
bersekongkol untuk datang terlambat lantaran begitu capek dan pengen istirahat.
Sebenarnya pukul 19;30 harus sudah di forum. kami datang pukul 20:30. Panitia
mungkin jengkel melihat aksi kami. Kami berempat memang sering membuat “onar”.
Datang terlambat dan di dalam forum sering bicara, tapi bicara mengeluarkan
pendapat saat rapat.
Hari jum’at rapat pleno pembahasan AD/ART, PO, GBHO, Rekomendasi,
dan sekaligus pemilihan Sekjen organisasi. Sempat ricuh dengan saling adu
argumentasi. Akhirnya disepakati nama organisasi ini “Lingkar Bidik Misi
(Lingdiksi) PTAIN se-Nusantara” dengan Sekjen Fadhil dari IAIN Banten.
Malam sabtu, jalan-jalan ke Universitas Brawijaya (UB) bersama
kawan dari UIN Alaudin Makasar. Di UB kami pun iri dengan bangunan dan kondisi
kampus ini. Kampus kami seakan tertinggal jauh banget dari berbagai aspek. Di UB
luas banget, bangunannya pun serba mewah. Kami sempat singgah di mushola
Fakultas Pertanahan untuk sholat Maghrib. Kemudian dilanjutkan mengitari
kampus. Karena capek kami istirahat di pertigaan depan fakultas pertanian. Seru
berbincang-bincang dengan kawan dari berbagai daerah yang mempunyai bahasa
daerah masing-masing. Malah kami bercanda dengan menerjemahkan satu kalimat ke
dalam tiga bahasa, Jawa, Madura, dan Makasar. Bahasanya berbeda dan lucu-lucu.
Kami tertawa terbahak-bahak. Hahahahahaha.
Sabtu, agendanya seminar nasional yang dihadiri oleh Dr.Fasli Jalal
Ph,D (mantan Wakil Menteri Pendidikan Nasional), Iwan Hermawan, S.Pd, M.M
(Sekjen Federasi Guru Independen Indonesia), dan Dr. Muhammad Zain, M.A (Kepala
Subdit Pengembangan Akademik Direktorat Pendidikan Tinggi Islam). Seminar yang
bertema “Membangun Pendidikan Moral Berkarakter Ulul Alban Sebagai Pilar
Kebangkitan Bangsa” itu ditutup dengan deklarasi Linkar Bidik Misi PTAIN
se-Nusantara. Sebelum buyar, kami foto-foto dan sekedar mengukir kenangan.
Sabtu sore kami pulang. Sebenarnya acara belum tuntas. Ahad masih
ada agenda jalan-jalan ke daerah wisata di Malang. Namun kami tidak mengikuti,
karena pak Ketum ngotot mengajak pulang. Perjalanan pulang cukup melelahkan.
Dari UIN ke Terminal Arjosari, kemudian dilanjutkan ke Surabaya, saya hanya
tidur di bus. Tak terasa, tiba-tiba sampai di Surabaya. Minggu kedua bulan
maret memang melelahkan, tapi penuh dengan kenangan yang menyenangkan ! Salam sukses untuk
minggu-minggu berikutnya.
Muhammad
Ali Murtadlo,
Surabaya, 17
Maret 2013.