Minggu Ketiga Bulan Maret 2013



Tiga adalah angka ganjil. Ganjil dalam bahasa arab dikenal dengan “witir”, maka sholat yang bilangan rokaatnya ganjil disebut sholat witir. Dalam sebuah hadist mengatakan bahwa “Tuhan itu ganjil dan suka dengan yang ganjil”. Tanpa ikut-ikutan saya sebenarnya suka dengan angka-angka ganjil. Oleh karena itu di minggu ke-tiga bulan maret ini ada banyak hal yang saya sukai.
Di minggu kedua lalu, saya mendapat kesempatan mewakili AMBISI sebagai delegasi Kongres Mahasiswa Bidikmisi PTAIN Se-Indonesia di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Banyak pengalaman menarik yang saya dapatkan. Terutama pengalaman bisa bersua dengan kawan-kawan senasib seperjuangan dari beberapa daerah di seluruh Indonesia. Dari Gorontalo, Makasar, Banjarmasin, Yogyakarta, Surakarta, Salatiga, Ponorogo, Tulungagung, Kediri, Malang, Semarang, Jakarta, Banten, Bandung, Bengkulu, Lampung, Jambi dan lain-lain. Terlebih bisa bertemu dengan tokoh tokoh pendidikan saat Seminar Nasional di Gedung Soekarno, Rektorat UIN Maliki Malang.
Sepulang dari Malang saya merasa bahwa saya belum apa-apa dibanding temen-temen yang lain. Saya hanya satu diantara jutaan orang yang sama-sama mempunyai mimpi, sama-sama mempunyai cita-cita. Dan cita-cita itu pasti semua orang bersikeras untuk mewujudkan. Seolah-olah saya hanyalah semut kecil diantara jutaan (bahkan miliaran) semut yang memperebutkan makanan. Namun saya yakin, tidak ada semut yang mati gara-gara bertengkar atau saling gigit menggigit. Mereka pasti saling membantu untuk merengkuh makanan-makanan itu. Bukan begitu?
Mau tidak mau, kita harus menggelorakan semangat. Semangat dalam menjalani hidup jangan sampai luntur oleh apapun. Memang hidup di dunia hanyalah sebagai batu loncatan untuk sebuah perjalanan panjang menuju hidup yang sebenarnya. Tapi jangan sampai membuat kita menyerah untuk menaklukan dunia. Sabda Nabi “I’mal lidunyaaka ka annaka ta’isyu Abadan, Wa’mal li Akhirotika ka annaka tamuutu Ghodan”. (Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan Bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok).
***
Selasa, 19 Maret 2013 menjadi waktu yang “spesial”. Spesial bukan berarti saya senang karena hari itu adalah hari ulang tahun saya. Tapi spesial karena Allah masih mengizinkan saya bernafas di usia ke-20. Sebenarnya saya kurang suka dengan istilah ulang tahun. Karena bagi saya ulang tahun bukanlah pertambahan umur, melainkan berkurangnya jatah umur. Karena tanpa kita sadari, pertambahan usia adalah semakin dekatnya kita kepada “kematian”. Seperti syairnya Abu Nawas “Wa Umriy NaaQisun fi Kulli Yaumin” (dan umurku berkurang disetiap hari). Namun, saya tetap berdo’a, mudah-mudahan sisa umur yang akan saya tempuh di kemudian hari adalah umur yang barokah, fidiini, dunya, wal-Akhiroh. Amiiin !
Banyak yang mengucapkan selamat ulang tahun, bahkan ada yang memberi saya “kado”. Meskipun ucapan selamat kebanyakan dilontarkan lewat jejaring social, facebook, saya tetap berterimakasih kepada mereka semua. Karena bagaimanapun juga yang mengucapkan ucapan selamat adalah mereka yang peduli terhadap saya. Terlepas dari apakah mereka berniat tulus atau tidak, saya menganggapnya itu adalah sebuah do’a. Dan do’a adalah senjata ampuh untuk merengkuh sebuah kehidupan yang lebih baik. Kepada siapapun yang telah memberi ucapan selamat ulang tahun, saya ucapkan “Syukron Katsiron, Jazakumullahu ahsanal jaza”. Mudah-mudahan Allah membalasnya dengan berlipat ganda.
***
Seperti biasa, kuliah tetap saya laksanakan. Meskipun sempat jengkel dengan beberapa dosen yang tidak hadir, saya tetap memaknainya dengan positif. Namun sebenarnya kecewa dengan dosen yang demikian, kita capek-capek berangkat, dan ternyata setelah sampai di kelas tidak ada dosen. Kalau pahala sih sudah dapat, karena sebelum berangkat sudah ada niat untuk kuliah, dan niat baik itu meskipun belum dikerjakan sudah mendapat pahala. Tapi ilmu itu lebih berharga dari sekedar pahala. Bukan demikan?
Kebetulan, minggu ini, dimulai hari rabu (20/03) hingga Ahad (24/03) AMBISI ikut andil dalam Pesantren Outlook di Lapangan IAIN Sunan Ampel Surabaya. Walaupun tidak ikut berkontribusi banyak saya tetap ikut nimbrung di sana. Dengan tema “Bersama AMBISI menuju writing university” AMBISI memamerkan tulisan-tulisan teman-teman yang sudah tembus media. Baik media nasional maupun lokal, cetak maupun online.
Dari berbagai aktifitas dan pengalaman berharga diatas, saya mendapat pelajaran berharga. Bahwa kita sebagai manusia sebenarnya bebas menentukan pilihan dan jalan hidup kita masing-masing. Tergantung kita, mau atau tidak. Jika kita mau untuk sukses, maka dapat dipastikan kita juga akan sukses. Namun, sebagai orang muslim kita tidak boleh lupa bahwa semua perbuatan dan usaha kita selalu ada “campur tangan” Tuhan. WaAllahu A’lam.!

Muhammad Ali Murtadlo, Surabaya, 22 Maret 2013.

Leave a Reply