Ternyata, semangat itu seperti iman, kadang bertambah kadang pula
berkurang.-Ali Murtadlo El-Fauzy
Bukan maksud memanjakan diri, tapi mengistirahatkan diri dari
berbagai pergolakan pikiran. Pada minggu ini saya belum bisa sepenuhnya
mempertahankan keseimbangan diri. Semangat seakan pudar dengan terpaan gejolak
yang sebenarnya tidak seberapa. Masih banyak yang saya inginkan tapi banyak
pula yang harus dikorbankan.
Biarkan orang menganggap saya sebagai orang munafiq, gagal, tidak
dalam pendirian, dan lain-lain. Tapi memang faktanya demikian, target yang saya
canangkan awal bulan lalu tidak dapat saya penuhi seratus persen. Bukan karena
saya lalai, tapi sepertinya keberutungan belum sepenuhnya berpihak.
Saya menyadari sebaik apapun niat jika tak ada usaha yang hebat,
maka hanya sebatas niat. Begitu juga, sehebat apapun usaha jika belum ada
keberuntungan maka akan sebatas usaha. Jadi keberuntungan mempunyai andil dalam
proses pencapaian kesuksesan seseorang. Maka jangan terlalu bangga jika sudah
mempunyai niat dan berusaha sekuat tenaga, masih ada penentu, yakni keberuntungan.
***
Awal minggu terakhir bulan ini saya hadir dalam “Dauroh Aswaja”
yang diselenggarakan PKPT. IPNU-IPPNU IAIN Sunan Ampel Surabaya. Bertempat di
Gedung Setia Aswaja, Wage, Sidoarjo. Selama dua hari saya disana bersama 30
rekan-rekanita untuk mendalami materi ASWAJA (Ahlus Sunah Wal-jama’ah) dan
berbagai materi lain, termasuk mengungkap kesesatan berbagai firqoh yang
mengklaim dirinya sebagai firqoh najiyah. Meskipun pengurus, saya juga
sebagai peserta.
Banyak hal yang saya dapatkan dari acara itu. Pendalaman materi,
penambahan wawasan, bertambahnya kedewasaan, dan yang pasti dapat mengerti arti
kebersamaan. Namun saat acara itu pula, muncul berbagai cerita mengusik yang
sempat menggejolakan jiwa. Saya menyebutnya ini sebagai ujian. Tak perlu saya
sebutkan, karena ini adalah masalah privasy antara saya dan beberapa orang yang
ada dalam cerita. Kepada yang merasa, saya sudah memaafkan meskipun tidak minta
maaf.
Saya seakan terbawa dengan kenyamanan. Nyaman dengan kondisi
sekarang. Namun tanpa saya sadari, ternyata ada yang tidak nyaman dengan posisi
ini. Setelah saya konfirmasi, ternyata hanya kesalahfahaman yang
berkepanjangan. Salah faham sehingga beredar kabar tak sedap. Ya, begitulah.
Namanya manusia punya telinga, punya mulut. Ketika mendengar kabar pasti akan
cepat menyebar.
***
Rabu, 27 Maret 2013, bersama teman-teman kelas, saya ikut ke
Lumajang. Ke rumah seorang teman yang baru pulang umroh. Dengan tiga mobil
Avanza kami berangkat dari Surabaya pukul 10:30 sampai di Lumajang pukul 15:00.
Dan pukul 17;00 kami kembali ke Surabaya. Tengah malam baru sampai di Surabaya.
Banyak hal yang saya dapatkan. Mulai dari yang mengesankan, lucu
dan bikin ketawa hingga yang membuat saya merasa bersalah. Mengesankan karena
dapat pengalaman baru bisa berkunjung ke tempat yang belum saya kunjungi
sebelumnya. Lucu dan bikin ketawa mendengar cerita dari kawan yang pulang
umroh. Dan merasa bersalah ketika singgah di suatu tempat dalam memoar cerita
masa lalu.
Dari beberapa kejadian, peristiwa maupun perbuatan di atas saya
sadar bahwa waktu memang tak dapat terulang kembali.
Namun banyak hal yang seharusnya kembali. Semangat, kerja keras, optimis dan
hal lain yang positif perlu untuk kita kembalikan. Saya menyadari, di minggu
ini tak banyak yang dapat saya torehkan, tapi sejatinya banyak hal yang saya
inginkan. Bukan karena memanjakan diri, tapi lebih untuk mengistirahatkan diri
dan fikiran. Kembali membangkitkan semangat
untuk masa depan !
Muhammad
Ali Murtadlo, Surabaya, 29
Maret 2013