Kamis, 13 Desember 2012


Sebenarnya hari ini saya bangun pagi, tapi tidur kembali. Pukul 06:00 mandi untuk persiapan menuju SMP Dharma Wanita Surabaya. Untungnya tidak telat, biasanya saya datang pas pada saat bel berbunyi, tapi hari ini lebih awal, kira-kira 3 menit sebelum bel berbunyi.
Hari ini, agendanya adalah mengikuti Workhsop Penguatan Wawasan Kebangsaan untuk Dosen dan Mahasiswa di Gedung Rektorat ITS (Institut Tekhnik Sepuluh November) Surabaya. Workshop ini merupakan acara yang digelar oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidian dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia.
Acara tersebut dihadiri oleh beberapa Dosen dan Mahasiswa dari berbagai kampus di Surabaya. Saya dan dua orang teman menjadi utusan atau perwakilan dari IAIN Sunan Ampel Surabaya. Ini kali pertamanya saya berada di Gedung Rektorat ITS, tapi kalau jalan-jalan ke ITS sudah beberapa kali. ITS memang kampus terkemuka tidak hanya di Surabaya, Jawa Timur tetapi di Tanah Air, bahkan Internasional. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh merupakan produk dari ITS dan mantan Rektornya. Jadi saya merasa sedikit bangga bisa berada di ruangan yang pernah ditempati oleh orang-orang top, di Negeri ini.
Acara dimulai pukul 08:30. Saya datang telat. Pukul 09:00 baru masuk diruangan dan acara pembukaan sudah ditutup. Kemudian dilanjutkan dengan Istirahat, menikmati snack yang disediakan. Kami diberi waktu 30 Menit untuk menyantap hidangan itu. Wah, enak juga fikir saya, baru masuk dikasih hidangan.
Prof A.T Soegito menjadi pemateri pertama. Beliau membahas tentang wawasan kebangsaan dari perspektif sejarah. Prof A.T panggilan akrabnya menyampaikan bahwa tonggak perjuangan bangsa Indonesia adalah pemuda. Melalui sumpah pemuda yang diikrarkan pada 28 0ktober 1928 itu adalah buktinya. Dan 17 Agustus 1945 Indonesia menjadi Negara merdeka.
Di sesi diskusi saya berkesempatan bertanya tentang kondisi pemuda saat ini yang seolah-olah apatis dengan bangsa ini, dan bahkan ikut menggerogoti bangsa. Seperti kasus tawuran antarpelajar, tawuran antarmahasiswa, korupsi yang dilakukan oleh kaum-kaum muda elit, seperti Nazarudin, Andi Malarangeng, dll, itu menunjukan betapa tidak nasionalismenya pemuda saat ini. Yang saya tanyakan kepada Prof A.T bagaimana membangkitkan integritas dan sikap nasioanalisme pemuda itu? Jawabnya perlu strategi pembelajaran mengenai wawasan kebangsaan.
Pembicara kedua adalah Prof Kaelan, beliau lebih menyampaikan wawasan kebangsaan dari filsafat pancasila. Yang mana pancasila merupakan nilai yang dimiliki bangsa ini. Beliau mengkritisi pemerintah yang menyatakan bahwa pancasila adalah salahsatu dari 4 pilar bangsa. Prof. kaelan mengatakan Pancasila bukanlah pilar melainkan Pondasi.
Setelah dluhur acara dilanjutkan dengan sesi diskusi. Diskusi dibagi menjadi dua kelompok, kelompok mahasiswa dan kelompok dosen. Di kelompok Mahasiwa membahas tentang isu-isu yang ada di Jawa Timur. Saat itu terjadi perdebatan yang cukup sengit antarmahasiswa. Ada yang usul untuk membahas kasus Sampang, Bangkalan, kasus Lokalisasi, Lumpur Lapindo. Saya mengusulkan untuk membahas Sosok Pemimpin yang seperti apa yang diharapkan mampu memimpin Jawa Timur ini, karena 2013 nanti akan ada Pemilihan Gubernur. Karena seperti yang kita saksikan saat ini, kita sedang mangalami krisis kepemimpina. Tapi sayangnya usul saya tidak disetujui karena tidak ada yang mendukung.
Akhirnya disepakati untuk membahas kasus Lumpu Lapindo. Selama kurang lebih 2 Jam kami mendiskusikannya. Dilihat dari berbagai aspek, mulai dari hukum, politik, sosial, ekonomi, sampai Psikologi korban. Dari segi hukumnya memang yang bertanggung jawab adalah PT. Lapindo Brantas, dan sebagian korban sudah diberika ganti rugi. Namun yang menjadi masalah adalah para pemilik tanah yang tidak punya bukti surat tanah, mereka tidak menerima ganti rugi itu. Teman-teman memberikan solusi agar ada tindakan dari pemerintah untuk memberikan ganti rugi kepada korban yang tidak ada surat tanahnya itu. Pasalnya, Lapindo ini sudah dinyatakan sebagai Bencana Nasional maka pemerintah diharapkan memiliki andil dalam mengatasinya.
Acara selesai pukul 16:30 setelah ditutup dengan penyampaian hasil diskusi dihadapan sidang pleno. Saya pulang dengan membawa secangklong tas workshop dengan beberapa buku modul dan tentunya membawa pengalaman berharga.

Leave a Reply