Selasa, 11 Desember 2012


       Pagi ini saya bangun sebelum adzan subuh berkumandang. Mandi menyegarkan badan dengan menyiram sekujur tubuh dengan air inapan. Segar benar mandi saya pagi ini. Adzan subuh pun berkumandang, dan saya ikut menyumbangkan “suara emas” saya untuk memanggil kaum muslimin segera menunaikan kewajibannya. Seperti biasa, Sholat Fajar (2 Rokaat Sebelum Subuh) saya tunaikan dan kemudian pujian sampai kurang lebih 5 menit. Setelah subuh usai, saya membuka hari ini dengan melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan merdu dan penuh semangat, meskipun hanya beberapa lembar.
Hari ini saya libur mengajar, SMP ada UAS sehingga program IMTAQ pun diliburkan sementara, Rabu besok baru mulai aktif mengajar. Sampai sebelum dluhur masih memanjakan diri dengan berada di tempat persemayaman, Mushola. Hanya aktifitas ringan, berselencar di dunia maya dengan jejaring sosial, membaca informasi lewat dunia Online. Baru setelah dluhur saya memulai aktifitas di kampus.
Hari ini bagi saya adalah hari penuh dengan Emosi dan bikin saya naik darah. Saya kecewa dengan birokrasi, khususnya sistem akademik syariah, Bulshit semua. Sebenarnya kekecewaan itu sudah muncul dari dulu, ketika saya harus bolak-balik kantor Akademik Pusat-akademik syariah hanya untuk mengurus KHS-KRS yang berbelit-belit. Padahal, sudah jelas-jelas saya adalah Program Khusus (Bidik Misi) yang tidak punya tanda bukti Heregistrasi, karena sudah diurus oleh pusat, masih saja ditanya.
Sekarang, kekecewaan saya bukan lagi soal mengurus KHS-KRS, tapi tentang pelaksanaan UAS yang tanggal pelaksanaannya amburadul. Seharusnya Ujian Akhir Semester (UAS) ya mengikuti kalender akademik pusat bukan diserahkan kepada dosen masing-masing. Itu berarti tidak menghargai waktu. Kalau begitu untuk apa dibuat kalender akademik kalau ujung-ujungnya pelaksanaan UAS diserahkan dosen masing-masing.
Seharusnya akademik memikirkan dampak yang berakibat bagi mahasiswa bukan seenaknya sendiri. Bagi para dosen sih bisa enak, tinggal suruh-suruh dan menentukan tanggal pelaksanaan UAS sesuai selera, tapi apakah mahasiswa bisa menentukannya sendiri?. Padahal, ada sebagian mahasiswa yang hendak pulang kampung atau merencanakan kegiatan di Hari Libur Minggu Tenang (LMT), tapi gara-gara jadwal yang amburadul niat itu dibatalkan. Lagi-lagi ini yang bikin saya geram dan pengen mengobrak-abrik kantor Akademik rasanya.
Sudahlah saya tidak ingin berkepanjangan memikirkan hal itu. Toh, seribu kali pun saya berontak pasti tidak akan digubris. Saya hanya mahasiswa yang rindu. Rindu akan ketertiban birokrasi. Rindu akan kesejahteraan. Rindu akan berbagai hal yang bisa membuat saya bangga dengan Fakultas yang saat ini saya jadikan tempat belajar. Saya tidak akan menyalahkan salah satu orang, atau salah satu pihak. Ini adalah kewajiban kita semua, Saya, Dosen, Pegawai, Dekan, dan semua yang sekiranya terlibat di Fakultas ini. Untuk Bapak Pimpinan Yang Terhormat (Dekan dan Para Pembantunya) saya mohon “Fikirkan Nasib” kami, mahasiswa yang rindu akan semua itu.
Yang bikin saya geram juga, saat harus menunggu beberapa menit bahkan hampir setengah jam di depan kelas, padahal jam sudah habis dan waktunya kelas saya masuk, tapi kelas yang di dalam belum juga keluar. Begitu juga saat di kelas, padahal sudah jelas-jelas jam sudah habis masih saja diteruskan. Waktu sepertinya sudah bisa diperalat, padahal Al-waqtu asmanu minad Dzahabi (Waktu itu lebih berharga dari pada Emas).
***
Saya mempunyai aktifitas yang bisa dibilang padat. Ba’da asyar di TPQ, ba’da maghrib mengajar privat, dan terkadang setelah Isya’ harus mengikuti rapat atau kajian di Organisasi yang saya ikuti. Malam ini saya menghadiri undangan dari PSM (Paduan Suara Mahasiswa) IAIN yang sedang menghelat acara pengukuhan anggota baru dan pelantikan pengurus baru, di Gedung Gelanggang Mahasiswa (GEMA). Acaranya lumayan bagus, kami disuguhi dengan berbagai pertunjukan seni suara, mulai dari lagu-lagu resmi hingga lagu-lagu parodi. Senang banget rasanya, pengen sebenranya seperti mereka cuma masalahnya suara saya pas-pasan dan bermasalah di bagian nada. Kalau urusan nada, sumpah, saya angkat tangan. Bukan tidak bisa cuma tidak mampu kayaknya. dan Tarik suara bukan dunia saya. Pulang pukul 22:30 WIB, dan memulai perselancaran di dunia maya dan dilanjutkan di dunia mimpi.

Muhammad Ali Murtadlo
Rabu, 12 Desember 2012 Pukul. 09: 30 WIB

Leave a Reply