Senin,
biasanya saya puasa tapi hari ini tidak. Bangun kesiangan karena malammya
begadang. Entahlah, sejak beberapa minggu terakhir ini saya mulai malas
berpuasa. Biasanya setiap Senin dan Kamis saya rajin berpuasa. Mungkin karena
sering ada kegiatan, saya jadi berfikir dua kali untuk puasa. Takut kelelahan
dan kelaparan. hehe.
Bangun
agak malas. Pukul 09:10 Harus masuk kuliah tapi jam 09:00 baru mandi. Telat
sedikit tidak apa-apa dari pada telat banget. Sebelum berangkat saya sempatkan
untuk minum teh anget dan beberapa gorengan sambil sekilas membuka-buka
lembaran Koran. sekarang senin pasti ada tulisan Dahlan Iskan dalam
Manufacturing Hope (MH), Saya sempatkan membaca meskipun tidak sampai selesai.
dan Jujukan utama setiap membaca Koran (Jawa Pos) pasti halaman pertama dan
halaman 04, Rubrik Opini. Dua itu hukumnya wajib bagi saya.
Masuk
kelas telat 20 Menit. Dosennya (Bu Muflikhatul Khoiroh) pengertian meskipun
telat saya diizinkan masuk. Langsung saja, saya ambil posisi duduk manis di belakang
deretan sebelah kanan. Saat itu ada presentasi Tafsir tentang “larangan membela
yang bersalah” dan “Perdamaian diantara yang bersengketa”, dua makalah
sekaligus. Menarik diskusi saat itu, muncul beberapa pertanyaan yang menjadikan
diskusi hangat. Diantaranya, ada pertanyaan seputar “Mengapa hukum di Indonesia
tidak menerapkan hukum islam? Padahal orang Indonesia mayoritas islam dan jelas-jelas
hukum islamlah yang paling benar”. Itu pertanyaan dari saudari Amel, kawan saya
dari Bangkalan, Madura.
Banyak
tanggapan terkait dengan pertanyaan tadi. Saya menanggapi dengan pernyataaan
seperti ini. “ Memang benar Penduduk Indonesia mayoritas adalah islam tapi
Indonesia bukanlah Negara Islam, melainkan Negara muslim, yakni penduduknya
saja yang mayoritas islam tapi sistem hukumnya bukanlah islam. sehingga ketika
Hukum I slam diterapkan secara
utuh justru akan membuat hukum positif yang saat ini sudah berlaku itu menjadi
tidak efektif. Pasalnya akan mendiskriminasi orang-orang yang non muslim.
Sehingga hukum positif yang saat ini berlaku itu sudah tepat menurut saya.
Karena selain itu, Indonesia terdiri dari berbagi multicultural, multibudaya,
multiagama, dan lain-lain. Jika dipaksakan malah menjadikan hukum itu tidak
adil”.
Diskusi
selesai, kelas usai. Minggu depan UAS kata dosennnya. Padahal jadwal UAS masih
akhir Desember. wah, Kata bu dosen jadwal UAS dipasrahkan kepada dosen
masing-masing. Kalau begini caranya rusak system perkuliahan kita. tidak
sesuaidengan jadwal yang telah tertera di Kalender Akademik. Pas di Blok M
ketemu dengan Pak Mukarram, dosen Ilmu Waris, malah minta UAS pada waktu Libur
Minggu tenang. Waduh, malah nggak karu-karuan.
Saya
ke perpus pukul 11:30 Saaat adzan Dluhur. setiap kali saya ke perpus pasti
pertama kali yang saya tuju adalah ruang baca Koran. Disana ada Republika, Jawa
Pos, Kompas, Duta Masyarakat, dan The Jakarta Pos. Koran yang saya sebutkan
pertama biasanya Koran yang pertama saya baca. Kebetulan hari ini ada tulisan
saudara saya (Masduri) dimuat disana dengan judul “Refkesi Hari HAM”. Pernah
juga saya menembus Koran itu tapi Cuma sekali setelah itu mati suri.
Perut
keroncongan karena belum sarapan sedangka jam sudah menunjukan pukul 13:00.
saya beranjak dari perpus. Kebetulan saya tidak bawa sepeda panchal hari ini,
penegn jalan kaki. Sepulang dari perpus saya beli sarapan di warung langganan
depan Mushola tempat saya tinggal.
Setelah
Asyar bertugas di TPQ Al-jihad. Dalam minggu ada ini UAS Semester Ganjil. Saya tidak
banyak berbicara hanya menunggu dan menjaga. Materi hari ini adalah menulis
arab.
Setelah
Maghrib mengajar privat di Jemur Ngawinan dengan ditemani si Hijau. Pulangnya
mampir sholat Isya’ di Masjid At-Taqwa. Kemudian menghadiri Undangan Tahlil di
rumah warga, Haul ke Empatnya Al-marhumah ibu Tachlah. Pulang dari tahlil
memanjakan badan dengan tidur-tiduran sambil sms-an denga seseorang yang sudah
membuat cemas, tidak bisa pulang karena kejebak hujan. Malam ini tidur pukul 00:30
dinihari. Selamat menyelam di Pulau Impian.