Senin, 10 Desember 2012


Senin, biasanya saya puasa tapi hari ini tidak. Bangun kesiangan karena malammya begadang. Entahlah, sejak beberapa minggu terakhir ini saya mulai malas berpuasa. Biasanya setiap Senin dan Kamis saya rajin berpuasa. Mungkin karena sering ada kegiatan, saya jadi berfikir dua kali untuk puasa. Takut kelelahan dan kelaparan. hehe.
Bangun agak malas. Pukul 09:10 Harus masuk kuliah tapi jam 09:00 baru mandi. Telat sedikit tidak apa-apa dari pada telat banget. Sebelum berangkat saya sempatkan untuk minum teh anget dan beberapa gorengan sambil sekilas membuka-buka lembaran Koran. sekarang senin pasti ada tulisan Dahlan Iskan dalam Manufacturing Hope (MH), Saya sempatkan membaca meskipun tidak sampai selesai. dan Jujukan utama setiap membaca Koran (Jawa Pos) pasti halaman pertama dan halaman 04, Rubrik Opini. Dua itu hukumnya wajib bagi saya.
Masuk kelas telat 20 Menit. Dosennya (Bu Muflikhatul Khoiroh) pengertian meskipun telat saya diizinkan masuk. Langsung saja, saya ambil posisi duduk manis di belakang deretan sebelah kanan. Saat itu ada presentasi Tafsir tentang “larangan membela yang bersalah” dan “Perdamaian diantara yang bersengketa”, dua makalah sekaligus. Menarik diskusi saat itu, muncul beberapa pertanyaan yang menjadikan diskusi hangat. Diantaranya, ada pertanyaan seputar “Mengapa hukum di Indonesia tidak menerapkan hukum islam? Padahal orang Indonesia mayoritas islam dan jelas-jelas hukum islamlah yang paling benar”. Itu pertanyaan dari saudari Amel, kawan saya dari Bangkalan, Madura.
Banyak tanggapan terkait dengan pertanyaan tadi. Saya menanggapi dengan pernyataaan seperti ini. “ Memang benar Penduduk Indonesia mayoritas adalah islam tapi Indonesia bukanlah Negara Islam, melainkan Negara muslim, yakni penduduknya saja yang mayoritas islam tapi sistem hukumnya bukanlah islam. sehingga ketika Hukum I          slam diterapkan secara utuh justru akan membuat hukum positif yang saat ini sudah berlaku itu menjadi tidak efektif. Pasalnya akan mendiskriminasi orang-orang yang non muslim. Sehingga hukum positif yang saat ini berlaku itu sudah tepat menurut saya. Karena selain itu, Indonesia terdiri dari berbagi multicultural, multibudaya, multiagama, dan lain-lain. Jika dipaksakan malah menjadikan hukum itu tidak adil”.
Diskusi selesai, kelas usai. Minggu depan UAS kata dosennnya. Padahal jadwal UAS masih akhir Desember. wah, Kata bu dosen jadwal UAS dipasrahkan kepada dosen masing-masing. Kalau begini caranya rusak system perkuliahan kita. tidak sesuaidengan jadwal yang telah tertera di Kalender Akademik. Pas di Blok M ketemu dengan Pak Mukarram, dosen Ilmu Waris, malah minta UAS pada waktu Libur Minggu tenang. Waduh, malah nggak karu-karuan.
Saya ke perpus pukul 11:30 Saaat adzan Dluhur. setiap kali saya ke perpus pasti pertama kali yang saya tuju adalah ruang baca Koran. Disana ada Republika, Jawa Pos, Kompas, Duta Masyarakat, dan The Jakarta Pos. Koran yang saya sebutkan pertama biasanya Koran yang pertama saya baca. Kebetulan hari ini ada tulisan saudara saya (Masduri) dimuat disana dengan judul “Refkesi Hari HAM”. Pernah juga saya menembus Koran itu tapi Cuma sekali setelah itu mati suri.
Perut keroncongan karena belum sarapan sedangka jam sudah menunjukan pukul 13:00. saya beranjak dari perpus. Kebetulan saya tidak bawa sepeda panchal hari ini, penegn jalan kaki. Sepulang dari perpus saya beli sarapan di warung langganan depan Mushola tempat saya tinggal.
Setelah Asyar bertugas di TPQ Al-jihad. Dalam minggu ada ini UAS Semester Ganjil. Saya tidak banyak berbicara hanya menunggu dan menjaga. Materi hari ini adalah menulis arab.
Setelah Maghrib mengajar privat di Jemur Ngawinan dengan ditemani si Hijau. Pulangnya mampir sholat Isya’ di Masjid At-Taqwa. Kemudian menghadiri Undangan Tahlil di rumah warga, Haul ke Empatnya Al-marhumah ibu Tachlah. Pulang dari tahlil memanjakan badan dengan tidur-tiduran sambil sms-an denga seseorang yang sudah membuat cemas, tidak bisa pulang karena kejebak hujan. Malam ini tidur pukul 00:30 dinihari. Selamat menyelam di Pulau Impian.

Leave a Reply